Mahasiswa Solusi Politik Indonesia
Kata politik ini berasal dari bahasa Yunani
yaitu Polis dan Teta. Arti dari kata Polis sendiri
yaitu kota/negara sedangkan untuk kata Teta yaitu urusan. Sehingga
dapat diartikan bahwa merupakan sebuah usaha untuk mengelola dan menata sistem
pemerintahan untuk mewujudkan kepentingan atau cita-cita dari suatu Negara. Kemudian para ahli dari generasi berbeda mencoba untuk
mengemukakan arti politik menurut pendapat mereka masing-masing. Sebut saja
Aristoteles yang mengartikan politik itu sebagai suatu usaha yang ditempuh
warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Selain itu, ada juga Joice
Mitchel yang berpendapat bahwaPolitik adalah pengambilan keputusan kolektif
atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya.
Disamping pengertian daripada politik, masyarakat hanya
ingin dampak positif dari politik itu sendiri. Hal tersebut berbeda dengan
kondisi yang di tunjukan para politisi di tanah air. Seperti pepatah “kacang lupa pada kulitnya” begitulah
ungkapan yang pantas untuk para politisi negeri ini.
Hal tersebut juga dilatarbelakangi oleh beberapa
faktor yang membuat mereka menyalahi pengertian dari politik itu sendiri.
Faktor utama adalah pendidikan, rata-rata para politisi tanah air hanya tamatan
sekolah menengah atas, itupun didapat dari jalur paket C. apa yang mereka
pelajari dari sekolah dalam waktu tiga bulan? Apakah akan setara dengan mereka
yang sekolah selama 12 tahun, 16 tahun, 18 tahun? Sangat disayangkan para
lulusan paket C yang kemudian mengatur mereka yang berpendidikan tinggi.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah masyarakat
ketika mereka menetukan pilihan. Rata-rata masyarakat memilih berdasarkan
ketenaran, kekayaan , dan keluarga. Sebut saja para artis yang begitu mudahnya
terpilih sebagai anggota Dewan, Bupati, Walikota, bahkan Gubernur. Contoh lain
dari ketenaran adalah apa yang sekarang terjadi di Aceh, siapa saja yang
mencalonkan diri sebagai Bupati maupun Gubernur melalui Partai Aceh, bisa
dipastikan mereka akan menang. Tidak
peduli bagaimana kinerjanya nanti, ataupun dari mana asal usulnya. Yang penting
PA.
Siapa yang kemudian mengkritik pemerintahannya? Siapa
yang rela berdiri di barisan depan ketika terjadi aksi demo? atas dasar apa mereka melakukannya?
Mereka adalah orang-orang yang berpendidikan, mereka adalah para pemuda Indonesia yang
pemikirannya lebih terorganisir, yang lebih mengerti tentang politik
dibandingkan para pemimpin lulusan paket C. Mereka juga yang rela turun kejalan
sebagai salah satu upaya untuk mengkritik pemerintah, mereka yang mengerti
keinginan masyarakat, tetapi mereka tidak bisa mewujudkannya dengan cara yang
lebih baik dari pada aksi demo. Lalu siapa mereka?
Mereka adalah mahasiswa, mereka adalah para pemuda
indonesia yang meruntuhkan pemerintahan orde baru. Mereka yang sekarang harus
bersatu sekali lagi untuk menyelamatkan bangsa ini dari para pemimpin yang
korup, mereka adalah harapan terakhir masyarakat.
Lantas bagaimana cara mereka menyelamatkan bangsa ini?
Apakah harus kembali menaiki atap gedung MPR RI? Apakah harus kembali menahan
tembakan dan membiarkan nyawa melayang layaknya peristiwa trisakti? Jawabannya
tidak, mereka tidak perlu melakukan hal yang sama seperti yang telah dilakukan pendulunya.
Hari ini saya sebagai bagian dari mereka hanya mencoba
berpendapat dan memaparkan sebuah gagasan tentang siapa dan bagaimana
menyelamatkan bangsa ini dari parpol dan politisi yang menggeser arti politik
yang sebenarnya. Dalam hal ini saya memilih mahasiswa sebagai solusi. Mungkin
sebelum membaca lebih lanjut artikel ini, banyak pembaca yang bertanya-tanya, kenapa
harus mahasiswa? kenapa bukan mereka yang sudah paham tentang politik?
Hari ini indonesia
memiliki banyak kampus di seluruh kabupaten/kota, baik itu kampus negeri maupun
kampus swasta. Hari ini indonesia di penuhi oleh mahasiswa di tiap daerah. Mereka
disatukan dalam wadah yang paling besar dengan nama Mahasiswa. Mereka terdiri
dari masyarakat yang berpenghasilan tertinggi hingga penghasilan terendah.
Mereka berasal dari kota besar hingga desa terpencil.
Apa pernah para pemimpin mengunjungi rakyatnya di
seluruh pelosok negeri sekali saja dalam
setahun? Jawabannya pernah, tapi itu satu berbanding seribu. Bagaimana halnya
dengan mahasiswa? Mereka rutin mengunjungi masyarakat 2 kali dalam kurun waktu
seetahun dengan masa bakti satu- tiga bulan di
tiap-tiap kunjungan. Dalam waktu tersebut mereka bisa mengerti permasalahan dan
mampu memberi solusi atas permasalahan tersebut karena mereka ada diantara
masyarakat. Apa pemerintah maupun parpol bisa melakukan hal yang sama? Bisa.
Pemerintah dan Partai politik juga tersebar di seluruh pelosok negeri, tetapi
mereka tidak akan melakukannya. Mereka lebih baik melihat kota besar diluar
negeri dari pada desa terpencil negeri sendiri. Saat ditemui media, apa
jawabannya? Studi banding.
Lalu, bagaimana cara mahasiswa memberantas pemerintah
dan politisi yang menggeser nilai politik tersebut? Mahasiswa juga akan masuk
ke dalam ranah politik, bukan bergabung dengan partai politik yang sudah ada,
akan tetapi memulai semuanya dari nol.
Seperti yang kita tahu, syarat mendirikan partai
politik salah satunya adalah berusia diatas 21 tahun. Hal ini tidak sulit,
karena rata-rata usia mahasiswa S2 sudah diatas 21 tahun. Sedangkan untuk
jumlah anggota kita tidak perlu memikirkannya. Karena mahasiswa seluruh
Indonesia lebih dari cukup sebagai syarat untuk mendirikan partai politik.
Begitu juga dengan mahasiswa yang masih menempuh pendidikan S1, mereka akan
terus diberi pengetahuan tentang politik, supaya mereka terbiasa dengan suasana
politik ketika umur mereka sudah memenuhi syarat untuk menjadi anggota partai.
Lalu kenapa harus mendirikan partai politik? Bagaimana
caranya meyakinkan masyarakat yang sudah hilang kepercayaan terhadap partai
politik? Dan bagaimana hubungan partai mahasiswa ini dengan partai politik yang
lain? Itu merupakan pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul di benak saya
ketika saya memiliki gagasan ini.
Mahasiswa lebih baik memperjuangkan aspirasi
masyarakat di dalam ruangan ber-AC daripada demo dijalan. Dengan mendirikan partai
politik, mahasiswa lebih mudah memperjuangkan hak rakyat, karena mereka sejajar
dengan anggota partai lain. Kemudian bagaimana sudut pandang masyarakat? Dalam
hal ini kita harus sedikit lebih sabar dalam hal meyakinkan masyarakat, hal itu
tidak lepas dari kampanye-kampaye kosong yang membuat masyarakat tertipu.
Tetapi dengan adanya pendekatan yang dilakukan mahasiswa setiap tahun. Dalam
jangka waktu 3-4 tahun partai ini akan populer di masyarakat.
Yang namanya partai politik tidak bisa berdiri
sendiri, tidak terkecuali partai mahasiswa. kita tidak menutup kemungkinan
untuk bergabung dengan partai lain, tetapi hanya dengan partai yang pro dengan
tujuan kita yaitu mengembalikan pergeseran makna dari politik itu sendiri. Mari
mulai era baru demi mengembalikan kekayaan indonesia, mari berpikir untuk
bangsa, ayo tunjukan arti sebenarnya dari merdeka..#mahasiswa indonesia
Comments